Memberdayakan, Menyejahterakan
https://sby-corporation.blogspot.com/2014/12/memberdayakan-menyejahterakan.html
Dalam menjalankan bisnis aneka krupuk dan bumbu praktis ini, UD. SBY Corporation (SBY Corp.) memberdayakan perempuan-perempuan desa sejumlah 48 s/d 56 orang usia dewasa hingga tua. Kenapa 48 s/d 56 karyawati? Jumlah karyawati kami berubah-ubah mengikuti tradisi masyarakat desa yang masih tergantung pada pertanian. Apa hubungannya?
Mayoritas karyawati kami memiliki sawah yang harus diurus setiap hari. Tidak sedikit diantara mereka yang kerap meminta izin untuk libur sehari-dua hari untuk menyelesaikan pekerjaan pertanian yang mendesak. Lebih dari itu, kadangkala beberapa karyawati terpaksa mengundurkan diri karena tergoda dengan iming-iming upah yang lebih besar di pabrik lain. Mau tidak mau kami mengizinkan.
Nyatanya iming-iming upah tersebut tidak menjadikan mereka puas, dan seringkali hanya iming-iming, jika dihitung, upah yang kami berikan lebih besar. Selain upah, suasana kekeluargaan yang tercipta membuat mayoritas karyawati kami loyal. Bahkan, ketika direktur SBY Corp. berangkat umrah ke tanah suci tahun lalu (2013), mereka merasa kesepian dan menangis saat perjumpaan terakhir sebelum keberangkatan.
Dalam hal inilah, maka sebagaimana yang kami pegang teguh bahwa prinsip kami adalah bisnis bukan semata-mata uang tapi silaturrahim. Bukan apa-apa, terbukti, melalui bisnis yang kami jalankan ini, mayoritas karyawati merasa tidak bisa pergi dari pabrik karena rasa kekeluargaan yang tercipta tidak didapatkan di pabrik lainnya. (Simak International Business Plan kami di sini)
Selain silaturrahim, prinsip kami berikutnya adalah bahwa bisnis ini sebagai upaya untuk memberdayakan dan menyejahterakan. Terbukti, karyawati-karyawati yang sebelumnya hanya sebagai buruh tani atau ibu rumah tangga di pedesaan, kini dapat merenovasi rumah, membeli perabotan mewah (kulkas, televisi, gadget, setrika, penanak nasi, dsb), berkat bekerja di SBY Corp. Padahal sebelumnya, untuk keperluan pendidikan putra-putri mereka saja selalu menunggak.
Bukan bermaksud sombong atau merasa berjasa, tapi itulah fakta bahwa kami menjalankan bisnis ini untuk memberdayakan dan menyejahterakan. Kami sudah mencanangkan sejak awal mendirikan usaha ini 10 tahun silam, bahwa kebahagiaan hakiki adalah ketika kita bisa membahagiakan orang lain. Alhamdulillah, kami sudah mewujudkannya.
Satu ungkapan hikmah yang juga menjadi inspirasi kami adalah quote dari the great man, Prophet Muhammad.
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.” [Shahih Muslim (no. 2699)]
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.” [Shahih Muslim (no. 2699)]
Beliau juga menyatakan,
اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ ، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya)[1] . Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat. [Shahih Al-Bukhari]
Santun Membangun