SBY Corporation, Produsen Kerupuk Kampung yang Best Seller Tiga Negara


Mendengar UKM dengan nama SBY Corporation tentu banyak masyarakat mengira ini merupakan nama UKM yang didirikan oleh mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Tapi hal itu ternyata salah karena SBY Corporation merupakan UKM yang dirintis oleh Hj. Iis Sumiarsih bersama dengan sang suami, H. Yulianto. Nama SBY sendiri merupakan singkatan dari nama mereka berdua dan sang anak, yaitu, Sumiarsih, Brilly, dan Yulianto.
Berawal dari sebuah desa kecil di kota Lamongan, yaitu Desa Pilang – Wangunrejo, Sumiarsih memulai usaha panganan kerupuk kedelai. Pada tahun 1998, Sumiarsih yang merupakan ibu rumah tangga awalnya mencoba membuat kerupuk kedelai untuk membantu perekonian keluarga yang sedang susah akibat krisis moneter. Ketrampilan membuat kerupuk kedelai ia pelajari saat membantu usaha mertuanya yang juga membuat kerupuk kedelai. Dengan modal awal terigu 3 kg dan kacang kedelai, Sumiarsih coba menjajakan produknya ke pasar di dekat rumahnya, sedangkan suaminya, Yulianto yang bekerja di pabrik membawa kerupuk ke pabrik untuk di tawarkan ke teman-temannya. Dengan berjalannya waktu, kerupuk kedelai buatan Sumiarsih pun mengalami kenaikan permintaan dan usahanya mulai berkembang.
Sukses karena musibah
Saat sedang mengalami kenaikan produksi, usaha Sumiarsih mengalami musibah karena ditipu oleh kenalannya. Suatu ketika Sumiarsih berkenalan dengan seseorang di bus kota dan orang tersebut menawarkan bantuan untuk memasarkan produknya. Awalnya memang permintaan melonjak semenjak pemasaran di pegang orang tersebut, hingga pada suatu saat Sumiarsih mengalami kesulitan tempat karena lokasi produksinya sudah tidak cukup lagi menampung permintaan kerupuk yang semakin hari semakin banyak.

“Akhirnya orang tersebut memberikan saya tempat pabrik kecil-kecilan di Lamongan dan saya diminta memproduksi kerupuk kedelai di tempatnya dengan dijanjikan bagi hasil. Tapi, setelah sebulan saya disana ternyata saya hanya digaji bulanan saja sebesar Rp. 400.000,- sebulan dan hal itulah yang membuat saya keluar dari tempat itu dan kembali ke desa,” tutur perempuan kelahiran 21 Desember 1970 ini.
Setelah kembali ke desa, Sumiarsih lantas tidak langsung kembali memproduksi kerupuk kedelai. Karena tidak mempunyai modal, ia pun memproduksi tas manik-manik untuk dijual ke pasar. Setelah beberapa bulan hanya membuat tas, rumah Sumiarsih tiba-tiba didatangi oleh seorang sales dari Surabaya yang mencari kerupuk kedelai karena ingin dipasarkan di Surabaya. Dengan diberikan modal awal sebesar Rp. 2.000.000,- oleh sales tersebut, Sumiarsih kembali bangkit dari kegagalannya. Bantuan modal tersebut jelas menyuntikkan ”darah segar” bagi geliat usahanya. Saat itu juga ia pun memberikan label kerupuk hasil produksinya dengan nama perusahaan SBY Corporation. Pemberian label kerupuk ini, diharapkan menjadi trademark kerupuk yang dihasilkan.
Dengan ketekunan dan keuletannya mengelola bisnis kecil-kecilan ini, hasil produksinya mulai diminati konsumen. Seiring semakin derasnya pesanan kerupuk, dia pun mulai mendapatkan harapan cerah terhadap industri kerupuk yang digelutinya ini. Perlahan tapi pasti, usaha yang digelutinya ini, mampu memberikan harapan bagi keluarganya. Semakin banyaknya pesanan kerupuk mengangkat perekonomian keluarganya, terlebih berkat bantuan sales yang memasarkan produknya hingga ke luar Lamongan. Salah satu kota yang menjadi langganan kerupuknya adalah Surabaya, bahkan sudah masuk ke pedagang di pasar tradisional, industri rumahan dan rumah makan di Kota Pahlawan tersebut. 
Dalam produksinya, Sumiarsih menggunakan terigu Lencana Merah dan Payung yang merupakan produk dari Bogasari. Saat ini dalam sebulan, Sumiarsih menghabiskan 300 zak terigu untuk proses produksinya. Penggunaan terigu tersebut diakui oleh Sumiarsih turut mengatrol penjualan kerupuknya karena kualitas kerupuknya sangat baik ketika menggunakan terigu dari Bogasari. 
“Berkat Bogasari, kualitas kerupuk kedelai SBY Corporation selalu terjaga dengan baik, bahkan pelanggan selalu bertambah setiap bulannya. Kualitas kerupuk sangat mempengaruhi pelanggan, oleh sebab itu saya tidak pernah mengganti terigu dengan merek lain,” tegas ibu satu anak ini.
Agar usahanya terus berkembang, Sumiarsih pun melakukan perluasan lokasi usahanya yang lebih representatif dimana ia mulai membeli tanah di sekitarnya rumahnya untuk dijadikan pabrik kerupuk kedelainya. Ia menuturkan bahwa ia pernah di protes warga desanya karena penjemuran kerupuknya memakan badan jalan desa sehingga dianggap mengganggu. Kini, SBY Corporation mempunyai lahan penjemuran kerupuk hingga menampung 1 ton adonan kerupuk. Omzetnya pun terus naik hingga saat ini ia mampu mendapat Rp. 200.000.000,- setiap bulannya.
Perempuan lulusan Madrasah Aliyah ini juga terus mengembangkan kemampuan produksinya dengan sering mengikuti kursus dan pelatihan, baik yang diadakan oleh Bogasari maupun yang diadakan oleh instansi pemerintahan. Dari kursus dan pelatihan tersebut, kini SBY Corporation tidak hanya mengandalkan kerupuk kedelai sebagai produk utamanya saja, melainkan telah lahir inovasi produk lainnya, berupa kerupuk bawang, kerupuk ikan, nugget ikan laut, bakso ikan laut, somay ikan laut, tahu bakso ikan, bandeng presto, bandeng sapit, bandeng otak-otak, telor asin, hingga kurma tomat.
“Alhamdulilah berkat perjuangan saya dan suami, saat ini SBY Corporation tidak hanya menjual kerupuk kedelai saja, tetapi sudah ada produk lain yang kami sebut smartfood karena berbahan baku ikan laut yang katanya mampu menambah kecerdasan seseorang ketika mengkonsumsi ikan laut,” ujar Sumiarsih.
Layaknya pepatah padi yang semakin tua dan berisi semakin menunduk, begitu pula karakter Sumiarsih. Meski sudah sukses, ia tidak sombong kepada orang-orang disekitarnya. Semangatnya yang tanpa pernah padam dalam membesarkan SBY Corporation ini pun tidak ia simpan sendiri karena kini SBY Corporation menerima mahasiswa yang ingin magang di perusahaannya untuk melihat ilmu bisnis yang terjadi di dalamnya, bahkan tak sedikit mahasiswa yang mengambil objek studi SBY Corporation untuk tugas skripsinya. Sumiarsih pun tak jarang memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK atau perusahaan yang ingin mendengar kisah jatuh bangun membangun SBY Corporation.
“Selain terus memproduksi produk panganan, saya juga sering memberikan pelatihan untuk memotivasi orang-orang agar sukses dalam mengelola bisnis dan tidak mudah patah semangat ketika mengalami kegagalan. Dengan senang hati saya memberikan rahasia kesuksesan membangun SBY Corporation karena saya ingin orang lain juga bisa berhasil,” katanya.
Kerupuk kedelai yang dihasilkan oleh SBY Corporation kini sudah dikenal di seantero Indonesia. Berkat sistem pemasaran secara online yang dipegang oleh anaknya, H. Brilly Yudho Wilianto, penjualan kerupuk kedelai dan produk lainnya mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan telah merambah hingga Korea dan Malaysia. Selain punya outlet sendiri di Jl. Hayam Wuruk No. 1, Sukodadi – Lamongan, SBY Corporation juga menerima pesanan secara online yang bisa dilihat di website sby-corporation.blogspot.com.***
UD. SBY Corporation
Website: sby-corporation.blogspot.com
Instagram: @sumiarsihiis
Whatsapp: 0812-3127-0541

Copyright Tim Redaksi Majalah Mitra Bogasari


Related

Profil 100180724057178023

Posting Komentar

Santun Membangun

emo-but-icon

Nasi Boranan Maskot Kerupuk SBY'LA

Nasi Boranan Maskot Kerupuk SBY'LA
UMKM SBY'LA Produsen Kerupuk Kedelai Legendaris Melaunching Maskot Baru Bertema Nasi Boranan Makanan Khas Kabupaten Lamongan

Raja Krupuk Kedelai

Krupuk Kedelai SBY

Krupuk Kedelai SBY
Krupuk Kedelai SBY

SBY Corporation

Cari Blog Ini

Hot in week

Total Tayangan Halaman

item